Mendiskusikan temuan penelitian

Saya bertanya kepada seorang kolega yang sedang menjadi reviewer untuk sebuah artikel konferensi. Bagaimana artikelnya? Dia jawab, “Saya baca dari awal sampai bagian temuan bagus. Ketika sampai bagian diskusi, penulis kayaknya tidak tahu apa yang harus dilakukan.”

Bisa jadi Anda juga menemukan hal sama, baik ketika diminta mereview artikel, atau bahkan membaca artikel terpublikasi yang mungkin proses reviewnya tidak ketat. Padahal di bagian diskusi inilah kita bisa menjelaskan temuan penting dan kontribusi penelitian.

Saya termasuk orang yang selalu berusaha memilah antara bagian temuan (findings/results) dan diskusi (discussion). Namun, dalam beberapa artikel yang saya baca, saya temukan kedua bagian ini digabung. Jika memungkinkan, memilah kedua bagian ini sangat dianjurkan.

Menurut pembimbing saya untuk menulis bagian diskusi sangat sederhana: “wrap the findings around the existing literature“. ‘Bungkus’ temuan penelitian dalam literatur yang sudah ada.

Walsham (2006) memberikan daftar pertanyaan yang perlu dijawab ketika menulis bagian diskusi. Menurutnya (Walsham, 2006; h. 327):

“[R]emember to focus on your claimed contributions. How do they advance our knowledge of the research topic? How do they extend the existing literature? To what extent are your results generalizable to other contexts? Pay attention to a good upbeat ending.”

Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan membimbing kita dalam menulis bagian diskusi dalam artikel dengan baik. Masih memerlukan panduan yang lebih teknis?

Salah satu panduan teknis saya temukan dalam studi yang dilakukan oleh Hopkins dan Dudley-Evans (1988). Meski studi ini sudah agak lama, namun nampaknya masih relevan. Jika Anda menemukan sesuatu yang tidak relevan dengan disiplin yang Anda tekuni, harap dicatat, studi ini mereka lakukan terhadap tesis S2 bidang biologi dan artikel konferensi dalam bidang drainase! Jauh dari disiplin saya, dan mungkin juga sebagian besar dari Anda! Mari kita lihat hasilnya.

Urutan komponen dalam diskusi menurut studi Hopkins dan Dudley-Evans (1988) adalah:

1. Buat pernyataan temuan. Kita bisa awali bagian diskusi dengan temuan penting penelitian. Kebiasaan saya biasanya mengaitkannya dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang sudah dituliskan di bagian pendahuluan.

2. Tuliskan temuan yang diinginkan dan tidak diinginkan. Kita bisa mengomentari temuan penelitian, apakah seperti yang diinginkan atau diprediksi ataukah tidak. Jangan sembunyikan temuan yang tidak kita inginkan/prediksi.

3. Bandingkan dengan penelitian sebelumnya. Di sini, kita bisa komentari, apakah hasil penelitian kita sejalan atau tidak dengan penelitian sebelumnya yang dilaporkan dalam literatur.

4. Beri penjelasan terhadap temuan yang tidak dinginkan. Cari dan nyatakan alasan untuk temuan ini. Bisa jadi temuan yang tidak diprediksi justru merupakan kontribusi penelitian kita. Jangan sekali-sekali mendiskusikan sesuatu yang tidak terkait dengan temuan penelitian kita.

5. Berikan contoh yang mendukung penjelasan kita. Ilustrasi dan argumen bisa membantu kita meyakinkan pembaca.

6. Lakukan deduksi, pengambilan kesimpulan. Dalam komponen ini, kita juga bisa melakukan generalisasi. Namun ingan, generalisasi sampel-ke-populasi atau subjek-ke-eksperimen hanya berlaku untuk penelitian positivist, Penelitian interpretif mempunyai tradisinya sendiri. Kalau tidak lupa, kapan-kapan, saya buat entri terkait dengan ini. 🙂

7. Nyatakan hipotesis. Hipotesis ini merupakan klaim umum yang didasarkan pada temuan penelitian kita. Semua klaim diskusi harus mempunyai dukungan data yang dipresentasikan dalam bagian temuan di atasnya.

8. ‘Bungkus’ dengan literatur sebelumnya. Cari argumen atau temuan dari penelitian sebelumnya yang mendukung hipotesis atau klaim kita. Jelaskan bagaimana hasil penelitian kita berkontribusi dalam teori/literatur dan praktik yang sudah ada. Nyatakan sejelas mungkin. Salah satu kebiasaanya saya adalah dengan mengembangkan beberapa paragraf yang dengan tegas menyatakan kontribusi penelitian yang telah dilakukan, baik terhadap teori maupun praktik. Untuk artikel yang panjang, komponen ini bisa lebih dari satu halaman. Tuliskan kontribusi dan/atau implikasi dalam poin-poin yang mudah diikuti.

9. Berikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Beberapa artikel mengeluarkan komponen ini dari bagian diskusi dan memindahkannya ke dalam bagian kesimpulan. Rekomendasi ini bisa didasarkan pada kelemahan penelitian, yang pasti ada dalam setiap penelitian. Hanya orang yang sombong atau tidak tahu yang tidak merasa ada kelemahan dalam penelitiannya. Namun perlu diperhatikan, kelemahan ini terkait dengan apa yang sudah dilakukan, baik yang muncul dalam proses/metode, temuan, maupun diskusi. Jangan menuliskan kelemahan yang tidak ada kaitannya.

10. Berikan justifikasi untuk rekomendasi di atas. Kita juga bisa tuliskan apa yang bisa diharapkan dari penelitian lanjutan ini.

Mudah-mudahan setelah membaca ini, Anda (termasuk saya juga – seperti khotbah ya? :-)) menjadi tercerahkan, meskipun sedikit.

Referensi

Hopkins, A., dan Dudley-Evans, T. (1988). A genre-based investigation of the discussion sections in articles and dissertations. English for Specific Purpose, 7, 113-121.

Walsham, G. (2006). Doing interpretive research. European Journal of Information Systems, 15(3), 320-330.

9 comments
  1. Bagian temuan(findings/result) merupakan bagian dari hasil pencapaian tujuan sebuah penelitian atau tujuan penulisan artikel. Dalam penulisan bagian temuan ini, penulis tidak peduli terhadap akibat atau implikasi dari hasil penelitian/atikel yang kita buat.
    Sedangkan diskusi dapat mengambil implikasi atau akibat atau hal-hal yang dapat muncul dari hasil penelitian/penulisan sebuah artikel. Kedua bagian tersebut menurut saya memang sebaiknya dipisahkan, temuan atau hasil kita tuliskan untuk menyuguhkan hasil penelitian kita kepada pembaca, sedangkan bagian yang kedua berisi diskusi, kita persiapkan untuk membahas hasil temuan yang sudah kita tulis.

    • Fathul Wahid said:

      Setuju Mas Nurodin. Terima kasih untuk tambahan elaborasinya.

  2. Bagus sekali petunjuk dalam artikel ini. Intinya temuan dalam penelitian harusnya di diskusikan agar temuan kita memang realitis, bisa dipercaya dan bisa dipakai dalam penelitian…
    Yang penting bisa dipakai dalam penelitian resep Urutan komponen dalam diskusi menurut studi Hopkins dan Dudley-Evans (1988), yaitu :
    1. Buat pernyataan temuan.
    2. Tuliskan temuan yang diinginkan dan tidak diinginkan
    3. Bandingkan dengan penelitian sebelumnya.
    4. Beri penjelasan terhadap temuan yang tidak dinginkan.
    5. Berikan contoh yang mendukung penjelasan kita.
    6. Lakukan deduksi
    7. Nyatakan hipotesis.
    8. Bungkus’ dengan literatur sebelumnya.
    9. Berikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
    10. Berikan justifikasi untuk rekomendasi di atas

    • Fathul Wahid said:

      Terima kasih Mas Agung sudah mampir dan untuk komentarnya.

  3. pancen luar biasa tulisane..ini yg saya butuhkan..makasih atas pencerahane

  4. prettty boy said:

    makasih mass 🙂

Tinggalkan komentar